Senin, 17 Juni 2013

Henri Maclaine Pont, A Founder of Hybrid in Java.



FIRST

Henri maclaine pont atau Henri MP adalah arsitektur belanda yang lahir di Jatinegara pada tanggal 21 Juni 1885 dan merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara. Merupakan arsitek berdarah campuran belanda-indonesia, hal itu bias diketahudari teks-teks tentangnya yang menyatakan bahwa dari pihak Ibu mengalir darah Maluku.
Pada jaman penjajahan colonial belada dulu, kebanyakan bersekolah rendah di jawa dan ekspatriasi ke belanda supaya bias melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, begitu pula dengan hendri Maclaine Pont/Henri MP, karena pada jaman itu belum ada perguruan tinggi di Indonesia sendiri.
Istri dari Henri maclaine pont juga Keturunan Indonesia, hal itu terjadi ketika Hendri MP selesai dengan jenjang belajarnya di jurusan arsitektur di Delf, Belanda dan menikah dengan Putri dari keluarga terpandang, seorang anak dari pengusaha jalur transportasi kereta api di jawa dan melanjutkan kehidupannya di jawa untuk mengadu nasib di daerah koloni seperti kebanyakan orang pada waktu itu.
Pada jaman Hendri MP penjajahan dilakukan tidak dengan cara pertumpahan dara dengan hingar bingarnya perang, melainkan dengan cara memasuki infrasrtuktur masyarakat, seperti educatie/pendidikan, imigratie/imigrasi dan irigatie/irigasi, selain itu penjajahan juga berkembang pada penanaman modal pada surat kabar dan penerbitan buku serta memajukan pendidikan untuk pribumi. dan dari situlah pendidikan di Indonesia mulai ada.
Henri MP dikenal melalui teks-teks tentang dirinya yang mengkisahkan tentang seorang Arsitek yang unggul dan peduli pada kultur lokal, karena Henry MP adalah Seorang Arsitek yang mengangkat kultur lokal pada setiap hasil karyanya dan tidak melulu mengikuti perkembangan Arsitek pada masanya.



BIOGRAFI HENRI MACLAINE PONT

Henri Maclaine Pont atau biasa disebut dengan Henri MP Merupakan seorang Arsitek berkebangsaan belanda yang lahir di Indonesia, tepatnya di Meester cornelis (Jatinegara) pada tanggal 21 Juni 1888 dan meninggal di Den Haag (Belanda) pada tanggal 2 Desember 1971 ketika beliau berumur 86 Tahun.
Beliau merupakan Arsitek Populer pada jamannya (Hindia-Belanda), terjadi pada paruh pertama abad ke-20. Beliau merupakan Arsitek Berdarah Indonesia-belanda, karena Ibu beliau merupakan orang Indonesia dan Ayah beliau berdarah skotlandia, spanyol, dan Huguenot (perancis).
Pada jaman kolonialisasi kebanyakan keluarga belanda mengirim anaknya yang berusia sepuluh tahun ke belanda untuk mengenyam pendidikan sampai universitas, dan hal itu juga terjadi pada Henri MP, beliau mengenyam pendidikan di Indonesia Hanya sampai usia sepuluh tahun  saja dan setelah itu beliau disekolahkan kebelanda untuk mengenyam pendidikan di belanda sampai lulus universitas.
Henri MP menyelesaikan tiga disertasi di bidang hukum seperti ayahnya Pieter Maclaine Pont, lalu pada tahun 1904 atas saran ayahnya beliau masuk ke Technische Hoogeschool de Delft, sekolah paling terkemuka di belanda dan mengambil jurusan pertambangan, namun pindah setelah tahun pertama dan masuk jurusan Arsitektur karena tidak tertari didunia pertambangan, beliau masuk jurusan Arsitektur pada tahun 1905 dan mengenyam pendidikan hinggal lulus study pada tahun 1909.
Beliau kembali ke Hindia-Belanda setelah lulus dan mendirikan firma perancangan bangunan, ketika itu konsep bangunan Henri MP adalah memodifikasi gaya bangunan eropa untuk di terapkan di Indonesia yang beriklom tropis lembap, bersuhu tinggi dan bercurah hujan tinggi, namun hal itu berubah karena sebelum itu beliau pernah menangani beberapa bangunan candi, terutama di trowulan, yang merubah konsep awalnya dan menjadikan dia sebagai Arsitek yang memoderenisasikan konsep bangunan tradisional lokal Indonesia dan dikenal dengan nama gaya Indisch. Dari gaya inilah nama seorang Hendi Maclaine Pont disejajarkan dengan Thomas Karsten, yang juga seorang Arsitek dan juga rekan kerja Henri MP sendiri.
Pada dasawarsa ke tiga abad ke-20 Henri MP tertari pada Arsitektur Percandian Di jawa dan memberikan sumbangan terbesarnya kepada Arkeologi Indonesia berupa pendeskripsiannya mengenai konsep tata kota ibukota majapahit di trowulan dan pembuatan draft bahwa trowulan pantas untuk menjadi ibukota kerajaan kono itu, selain itu beliau juga mendirikan museum dan pusat penelitian arkeologi di trowulan pada tahun 1925.
Ketika jepang menduduki hindia belanda, Beliau sempat dimasukkan dalam kamp interniran di bandung (cimahi) dan dikirim ke Australia pada awal tahun karena kondisi kesehatannya memburuk. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia beliau sempat diminta untuk menjadi guru besar di ITB, namun posisinya dihapuskan ketika beliau datang pada tahun 1946, dan akhirnya beliau pindah kebelanda dan tinggang di den hag hingga akhir hayatnya.
Beberapa rancangan yang di buat oleh Henri MP yang masi berdiri samapai sekarang  dan yang akan saya bahas disini antara lain adalah Kompleks kampus ITB, Stasiun Tegal, Stasiun Poncol Semarang dan Gereja Puhsarang Kediri.




PRINSIP BERARSITEKTUR HENRI MACLAINE PONT


“ Arsitektur…..adalah bagian dari kegiatan manusia dalam menciptakan sesuatu untuk dirinya agar keluar dan menundukkan alam”
Demikianlah filsafat Arsitektur yang selalu dipegang oleh henri mp sampai akhir hayatnya, Henri Maclaine Pont Secara konsisten menekankan pendekatan terhadap budaya dan alam dimanapun rancangannya diterapkan dan dibangun.
Henri MP memberikan tekanan hampir pada setiap kesatuan, diantaranya adalah kesatuan bentuk, fungsi, dan konstruksi, hal ini merupakan hal baru pada masanya karena sebelumnya banyak karya-karya Arsitek yang menerapkan prinsip arsitektur modern yang hanya memberikan tekanan pada bentuk dan fungsi saja, karena pada jaman itu Arsitektur yang paling dominan adalah arsitektur modern dan hadirnya gaya Arsitektur ciptaan Henri MP memberikan wajah baru bagi Arsitektur pada jaman itu yang mengangkat kultur lokal sebagai perwujudan dari tradisi dalam hubungannya dengan arsitektur.
Pada awal tahun 1911 di Indonesia, tepatnya di tegal, ketika menginjakkan kakinya ditanah Indonesia itu beliau menyadari bahwa iklim di Indonesia sangat berbeda dengan di belanda (tempat sebelumnya), selain iklim beliau banyak menyadari perbedaan kultur dan budaya, antara lain adalah sinar matahari dan gaya hidup masyarakat menjadi perhatian utama beliau sepanjang hidupnya. Setelah memberikan perhatian itu beliau menerapkannya pada karya pertama beliau di Indonesia, yaitu berupa perusahaan kereta api belanda di tegal (netherland-indische spoorweg maatschappij).
Pada awal tahun 1913, Henri MP pindah kesemarang lalu mendirikan kantor dan sibuk dengan proyek-proyeknya seperti pembangunan bangunan kereta api di purwokerto,  pembangunan gudang-gudang gula di Cirebon, cilacap, dan beberapa kantor pusat di tegal. Selain merancang bangunan, Henri MP jugalah yang merencanakan pengembangan perkantoran di semarang selatan dan Surabaya.

Pemikiran dan Konsep Berarsitektur Henri Maclaine Pont

Beberapa hal yang membuat seorang Henri Maclaine Pont terkenal adalah karena beliau berbeda dengan Arsitek-arsitek pada masanya yang hanya mengikuti aliran Berarsitektur yang sedang “In”, karena beliau adalah Seorang Arsitek yang independent dalam menentukan Prinsip-prinsip pada setiap bangunan yang dirancangnya dank arena itulah hasil rancangan beliau tidak pernah lapuk dimakan waktu, karena beliau selalu mencerminkan sikap “kebersahajaan” nya dengan cara mengangkat dan memadukan kekuatan-kekuatan lokal berupa arsitektur, budaya, masyarakat dan alam, dan hal ini lah yang membuat beliau berbeda karena beberapa poin itu kebanyakan dilupakan dan ditinggalkan oleh para arsitek pada waktu itu.
Beliau memang bukan Arsitek asli berdarah Indonesia, namun beliau tak pernah meninggalkan kultur lokal pada rancangannya, selain itu beliau juga sangat memperhatikan tentang iklim dimana bangunan itu akan didirikan, kondisi masyarakat seperti adat-istiadat dan juga kepercayaan dari masyarakat setempat yang tinggal di sekitar tempat bangunan yang dirancangnya itu berdiri.
Pada jaman Henri MP, material yang digunakan oleh arsitek pada waktu itu kebanyakan adalah material mengimport dan tidak menggunakan material yang ada, hal itu sangat berbenda dengan Henri MP yang selalu menggunakan material lokal dalam pembangunan karya-karyanya, selain itu beliau juga menggunakan buruh lokal, hal itu disebabkan karena prinsip-prinsip beliau, sehingga juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar dalam melatih kemampuan dan keterampilan, selain itu juga karena bahan lokal lebih murah dan lebih banyak tersedia sehingga, tidak mungkin kekurangan dan hasil karya dan penerapan dari prinsip-prinsip berarsitektur beliau bias lebih maksimal.


TEORI BERARSITEKTUR HENRI MACLAINE PONT

Kaidah yang pernah dicetuskan/tampilpada karya-karya beliau adalah sebagai berikut :
1.    Pendekatan pada faktor budaya dan alam dimana dia membangun sehingga karya arsitektur merupakan jawaban dari kebutuhan social.
2.    Pada setiap karya Arsitektural harus dapat tercermin adanya hubungan yang logis antara bangunan dengan lingkungannya.
3.    Menggali budaya Arsitektur klasik, dikaji dan kemudian dipadukan dengan arsitektur modern.
“ Falsafah adaptasi regionalism yaitu adanya dialog antara tradisional dan modern. Struktur bangunan dapat berkembang mengikuti teknik dan metode baru, namun ungkapan Arsitektural tetap dalam semangat dan budaya lokal.
Pada jaman Henri MP, kebanyakan Arsitektur pada waktu itu mengikuti aliran “purism” dan menggunakan bentuk-bentuk berupa kubis, garis-garis, bidang bertikal dan lain sebagainya karena aliran itulah yang sedang in melanda dunia seni arsitektur pada waktu itu, namun berbeda dengan Henri MP karena beliau memiliki prinsip-prinsip berarsitektur yang selalu diterapkan dalam setiap karyanya dan juga sebagai ungkapan spiritual dari suatu kelompok masyarakat dilingkungan bangunan yang dirancangnya dan oleh karena itu, gaya berarsitektur beliau harus memiliki jawaban dari kebutuhan social masyarakat tersebut.
Bagi beliau, sangatlah penting dalam berarsitektur terdapat hubungan logis antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya, hal itu diperlukan supaya kelak rancangannya bisa menyatu dengan lingkungan sekitar dengan menerapkan prisip-prinsipnya dalam mengangkat dan memperhatikan adat dan budaya setempat.
Inti dari teori Henri MP pada keseluruhan adalah untuk mencoba selalu komunikatif dengan lingkungan sekitarnya dengan mengangkat dan memperhatikan kondisi lingkungan lokal tanpa meninggalkan fungsi utama beserta aspek-aspek dari bangunan tersebut.
Filsafah Arsitektur yang selalu dipegang teguh oleh Henri Maclaine Pont dari awal kehidupannya menjadi seorang Arsitek sampai akhir hayatnya adalah :
“Arsitektur….. adalah bagian dari kegiatan manusiadalam menciptakan sesuatu untuk dirinya agar keluar dan menundukkan alam.”




KARYA DAN PENERAPAN PRINSIP BERARSITEKTUR HENRY MACLAINE PONT

1.    Ciri karya Henri Maclaine Pont
Arsitektur hybrid, mungkin itulah ciri utama dari karya Seorang Henri MP, yang memadukan unsur dekorasi dan konstruksi tradisional dengan arsitektur colonial belanda/eropa dengan menggunakan bahan material kayu dan bata.
Menurut istilah bakhtin ( 1981:358 ), hibridisasi adalah perpaduan dua bahasa sosial dalam pengucapan tunggal. Penyatuan dua kesadaran linguistik, yang dipisahkan jaman, pembedaan sosial atau faktor lainnya. Dalam wacana kolonial, hibriditas mengacu masalah representasi, individuasi kolonial, yang membalikkan dampak penyangkalan kolonial sehingga pengetahuan lain yang selama ini disangkal, bisa meresap ke dalam wacana dominan ( bhabha 1994 : 114 ).
Arti dari Arsitektur hybrid sendiri pada dasarnya adalah mengangkat atau memberdayakan si terjajah dan secara tidak langsung menganggap bahwa penjajahan kolonial pada waktu itu di gambarkan tidak mampu dalam menghadapi pemberontakan, keambiguan dan kelemahan wacana kolonial.
Desain ini lahir karena Henri Maclaine Pont sendiri pada dasarnya tidak setuju dengan adalanya penjajahan pada masa itu dan keinginan mengangkat derajat si terjajah dengan cara lewat desain dan rancangannya yang terkesan memberontak dan menantang dominasi identitas kolonial, dengan adanya hybrid ini telah memberikan tanda bahwa produktifitas kekuasaan kolonial tidak lagi stabil dan tergeser kekuasaannya karena tidak mampu dalam menghadapi pemberontakan yang ada.

2.    Makhluk langka melogikakan bangunan jawa.
Sekilas dari kalimat diatas mungkin akan susah dimengerti tanpa penjelasan yang tepat, oleh karena itu disini saya jelaskan tentang kalimat itu.
Jika dibaca wacana sebelumnya tentang upaya seorang Henri Maclaine Pont/Henri MP, yang notabenya bukan seorang asli Indonesia namun memiliki keberanian dalam menjelajah khasanah arsitektur asli Indonesia, dari sini jika kita bisa ambil kesimpulan, seorang Henri MP itulah makhluk langka yang perlu dilestarikan, kenapa hal itu bisa terjadi? Jawaban yang paling tepat yang bisa kita lihat sampai sekarang bahwa sangat jarangnya seorang arsitek yang memiliki keinginan kuat untuk seperti Beliau dalam merancang sebuah bangunan, hal ini tidaklah termasuk sekedar meniru atap pendopo atau bali dengan tipologi bale-nya.
Bentuk atap tradisional yang beragam di Indonesia, system konstruksi kayu yang rumit dan tipologi bangunan lokal dirancang ulang oleh Henri MP secara kreatif hingga menjadi lebih canggih dalam tanggap lingkungan, lebih modern, efisien dan tropis tanpa meninggalkan unsur lokal, melainkan mengangkatnya, karena bagi seorang Henri Maclaine Pont “Arsitektur adalah lingkungan yang diciptakan manusia untuk dirinya dari alam. Untuk menciptakan kondisi…yang memungkinkan sikapnya pada kehidupan. Untuk menghasilkan suasana yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan status,” sebuah interprestasi puitis arsitektur modern.

1 komentar: